assalamua'alaikum! Selamat datang di blog ku!! dan Salam kenal buat kalian semua!! :).

MUSIC BOX

Selasa, 23 Agustus 2011

hy semua! lama gk post di blog nih. hehe, biasa i'm busy ;)
ok, ak mau share tentang cerpen ak nih. ini dia!!
"Kisah Hidupku"
Inilah kisah hidupku, …
Aku bingung dengan hidupku, setelah kepergian ibuku. Aku tak tahu untuk menjalani hidup ini. Dan akhirnya aku hidup di jalan yang salah. Inilah mula hidupku, semenjak aku duduk di kelas7 SMP . Nama ku, Vita. Ini kisah ku


Sebelum aku terjerumus di jalan yang salah, dulu hidup ku sangatlah bahagia bersama keluarga besar ku. Setelah kepergian ibuku pada bulan Desember, aku mulai jatuh di “jalan yang salah”. Dimulai dengan teman-teman ku yang mengajak ku untuk merokok. Awalnya aku menolak, tapi karena aku frustasi aku pun tak segan untuk mencoba. Setelah aku mulai merokok, aku pun mulai berani “keluar malam”. Setelah aku lulus SD, aku pun melanjutkan ke tingkat SMP. Aku bersekolah di SMP Duta Bahagia. Semenjak aku duduk di kelas 7 , aku mulai berani memberontak ayahku, shalat ku pun mulai bolong.

Semenjak aku duduk di bangku SMP, aku mulai merubah status dari “wanita” menjadi ‘laki-laki” . jika aku menjadi “laki-laki” nama ku adalah Rezky. Aku bisa di kategorikan sebagai “menyukai sesama jenis” . di Dunia Maya, aku menulis nama ku menjadi “Rezky”. Lalu….

Disekolah, aku mengikuti eskul Skateboard. Waktu itu aku mendapatkan tugas dari pelatih kami untuk membantu sekolah lain. Disekolah itu, ternyata ada juga wanita yang bermain Skateboard. Awalnya aku melihat sosok wanita aku pun mulai tertarik. Awalnya aku malu untuk menanyakan nomor Hpnya. Namun, setelah beberapa bulan. Akhirnya aku mulai berani untuk menanyakan nomor Hpnya.

Setelah aku mendapatkan nomor Hpnya, aku pun menyimpan. Pada hari jum’at pukul 09.00 , dia mengirimi ku SMS (Short Messages Service) . “kak, saya lulu. Saya mau nanya apakah besok latihan?” ujar lulu, wanita yang aku suka. “iya dek, latihan” ujar ku. Setelah itu aku pun memberanikan diri untuk mencoba menyatakan cinta. Awalnya aku ragu, namun dia berkata “kesempatan gak datang dua kali loh ka”. Setelah aku mebaca pesan itu, aku pun langsung to the point.

Jum’at 05 November 2010 aku pun sudah menjadi pacarnya. Setelah beberapa bulan kami pacaran, pada bulan Desember aku mulai menaksir wanita lain. Wanita itu bernama Rosi. Aku mendapat nomor Hpnya dan kemudian aku pun jadian dengan Rosi. Aku menduakan si lulu. Pada bulan Februari, aku hendak memutuskan hubungan ku dengan lulu. Namun, aku takut melukai hatinya. Akhirnya pada tanggal 13 Februari, hubungan ku dengan Lulu pun putus. Sekarang, aku pun bersama Rosi.

Tak lama, aku pun mulai merasa bersalah kepada lulu. Aku telah menyakiti hatinya, lalu pada malam itu aku mengirimi dia pesan lewat Hp. Dia membalas pesan ku sangat jutek. Dia memarahi ku karena aku telah berbohong. Namun, itu tak berangsur lama. Setelah aku mendapat kan maaf darinya. Keesokkan harinya, aku memutuskan untuk sendiri. Setelah lama aku sendiri, aku ingin kembali bersama Rosi. Berbagai cara ku lalui, namun usaha ku tak berhasil. Aku pun frustasi, lalu aku bergegas pergi dari rumah dengan menggunakan mobil. Selama perjalanan, aku melaju dengan kencang. Tak peduli berapa kecepatan yang aku pakai. Lalu, aku pun mengalami kecelakaan.

Aku pun langsung di larikan ke rumah sakit terdekat. Telinga ku berdarah, tangan ku mengenai stir mobil. Aku pun di operasi. Setelah aku di operasi, ayahku datang dengan kakak dan adik-adikku. Mereka sangat khawatir melihat kondisi ku. Lalu, aku mengabari Lulu bahwa aku kecelakaan. Lulu pun terkejut dengan kejadian yang aku alami. Namun, ia tak bisa menjengukku karena jaraknya sangat jauh. Setelah beberapa hari di rumah sakit, aku pun pulang.

Keesokan harinya sekolah ku mengaakan perpisahan. Aku tak mungkin menyia-nyiakan kesempatan terakhir bertemu teman-teman dan sahabatku. Disana, suasananya sangatlah menyenangkan. Aku pun ikut photo bersama dengan teman dan sahabatku.

Pada hari kamis, ayahku menyuruh ku untuk melanjutkan sekolah ke tingkat SMK di Bogor. Aku pun bergegas merapikan barang-barang ku. Aku pun tak lupa untuk memberitahu lulu bahwa aku akan pergi ke Bogor. Keesokan harinya ayahku memesan tiket pesawat untukku. Aku duduk-duduk di teras rumahku sambil berpikir “apakah perbuatan ku ini salah? Aku telah berbohong kepada semua orang.” Pikir ku.

Pada hari jum’at aku pergi ke bandara untuk terbang ke Bogor. Setelah beberapa jam di pesawat, akhirnya aku sampai di Bogor. Ternyata, sekolah yang di pilih ayahku adalah sekolah asrama. Betapa terkejutnya aku. Namun aku hanya bisa pasrah. “apakah aku akan berbohong lagi disini? Apakah aku akan menyembunyikan identitas ku yang sebenarnya?” pikir ku.
Disana, aku mendapatkan banyak pengalaman baru dan teman baru. “Sebentar bulan puasa, berarti tak lama lagi aku akan pulang ke Lombok” ujar ku dalam hati. Keesokan harinya adalah hari yang ku tunggu-tunggu. Y, itu adalah hari dimana aku akan pulang ke Lombok. Setelah pengumuman dari sekolah, aku pun langsung menuju bandara untuk memesan tiket pesawat. Hari jum’atnya aku pulang ke Lombok. Aku di sambut hangat oleh keluarga ku.

Malam ini adalah malam takbiran, aku sangat merindukan takbiran bersama ibuku. Wanita yang sangat kucintai. Keesokan harinya aku bersama ayah dan adik-adikku pergi untuk ziarah ke kuburan ibuku. Betapa sedihnya aku, namun aku tak mau kelihatan sedih di hadapan adik-adikku. Aku harus terlihat tegar! Kami pun berdoa agar ibu tenang disana. Dan aku berharap dapat bertemu ibu di surga nanti.

Setelah ziarah, kami pun langsung pulang dan aku langsung menuju ke kamar ku. Aku berbaring, tak lama aku berfikir untuk merubah “diriku”. Lalu, aku pun beranjak dari kasur ku untuk melaksanakan shalat isya. Usai shalat, aku pun memohon agar diriku bisa berubah menjadi aku yang dulu, usai berdoa aku pun tak lupa untuk mengaji. Selama aku mengaji, air mataku turun tanpa henti. Aku tak tahu mengapa ini terjadi, ini adalah kejadian langka dalam hidupku. Ku usap air mataku, namun air mataku keluar lagi. Akhirnya ku akhiri saja membaca qur’an.

Aku berbaring kembali, berfikir untuk kesekian kalinya. “apakah aku bisa merubah diriku?” Ujar ku dalam hati. “Esok mulai puasa, aku harus merubah diriku ini!” kataku dalam hati. Puasa pertama memang sungguh berat. Karena bosan, aku pun mencoba untuk menghubungi Lulu. Namun apa daya ku, dia sudah memiliki seseorang yang lebih baik dariku. Aku hanya bisa termenung.

Kamis pukul 13.30 , tanpa disengaja aku bertemu dengan Rosi. Kami bertemu seolah-olah kami tak merasa mempunyai “hubungan” setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan ku. Aku hanya bisa menatap dirinya dari jauh, tak berharap banyak. “Semoga kamu bahagia dengan orang yang kamu cintai” kataku dalam hati. Lagi-lagi aku berfikir ingin “berubah” . apakah ini dari tuhan?

Malamnya, aku bertekad untuk merubah “diriku” . pada tengah malam, aku melaksanakan shalat tahajud, untuk meminta agar aku bisa merubah “diriku” . Tak terasa puasa telah ku lewati selama 29 hari. Menjelang idul fithri, aku berziarah ke makam ibuku tanpa ditemani siapapun. Sesampainya disana, aku langsung menuju dimana ibuku di kuburkan, air mata pun tak dapat ku bendung. “ibu, aku minta maaf atas segala perbuatan yang telah ku perbuat. Aku mencoba untuk berubah, namun tak bisa! Sekarang, aku benar-benar bertekad untuk berubah, bu” ujar ku sesampai di makam ibuku.

Aku pun berdoa disana, semoga ibu senang mendengar usaha ku. Akhirnya aku pun pulang, dengan mengendarai mobil. Sesampai dirumah, Suasana terasa sepi, hampa, dan seperti aku hidup sendiri di dunia. Namun, tak lama ayahku pun pulang. Esok paginya, aku sudah merubah “penampilan”ku. Yang dulu aku memakai celana, baju kaos seperti laki-laki. Sekarang, aku memakai jilbab, gamis, layaknya seorang wanita. Yang dahulu aku “menyukai sesama jenis” sekarang aku mulai “menyukai lawan jenis”

Hatiku terasa sangat bahagia, tentram, tak ada lagi perasaan yang “ganjil” . aku pun bergegas pergi untuk melaksanakan shalat Idul Fithri bersama keluarga besarku. Selama perjalanan, aku tersenyum menatap langit. “ibu, aku sudah berubah menjadi seseorang yang berguna” ujar ku dalam hati selama perjalanan. Sesampai di tempat kami melaksanakan shalat idul Fithri, kami pun langsung menaruh perlengkapan shalat. Selesai shalat, aku pun berdoa “semoga, aku tetap menjadi seperti ini” ujar ku.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar